Termometer air raksa umumnya menggunakan skala suhu
Celsius dan Fahrenhait. Celsius memakai dua titik penting pada skalanya: suhu
saat es mencair dan suhu penguapan air. Es mencair pada
tanda kalibrasi yang sama pada thermometer yaitu pada uap air yang mendidih. Saat
dikeluarkan termometer dari uap air, ketinggian air raksa turun perlahan. Ini
berhubungan dengan kecepatan pendinginan (dan pemuaian kaca tabung). Jadi
pegukuran suhu celsius menggunakan suhu pencairan dan bukan suhu pembekuan.
Titik didih Celcius yaitu 0 °C (212 °F) dan titik
beku pada 100 °C (32 °F). Tetapi peneliti lain -Frenchman Jean Pierre Cristin–
mengusulkan versi kebalikan skala celsius dengan titik beku pada 0 °C (32 °F)
dan titik didih pada 100 °C (212 °F). Dia menamakannya Centrigade.
Cara kerja Termometer Air Raksa
Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang
menggunakan material kaca dengan kandungan air raksa di ujung bawah. Untuk
tujuan pengukuran, pipa ini dibuat sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika
temperatur meningkat, Merkuri akan mengembang naik ke arah atas pipa dan
memberikan petunjuk tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang
telah ditentukan. Adapun cara kerja secara umum adalah sbb ;
1. Sebelum terjadi perubahan
suhu, volume air raksa berada pada kondisi awal.
2. Perubahan
suhu lingkungan di sekitar termometer direspon air raksa dengan perubahan
volume.
3. Volume
merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut jika suhu
menurun.
4. Skala pada termometer akan
menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan lingkungan.
0 komentar:
Posting Komentar